Dari seorang perawan yang bernama Angel.
Seksi, putih terlihat montok itu membuat nafsu birahi memuncak dan
selalu ingin mencumbu seks mesum dikala tubuhnya terkurai diatas tempat
tidur. Seperti apa cerita tentang seks mesum perawan angel ini, berikut
selengkapnya.
Gadis cantik seksi itu berkulit putih bersih. Terbayang disaat ia
menanggalkan pakaian dan telanjang bugil, seksi dan cantik terlihat
cewek yang terbayang pada pengalaman birahi seks. Tinggi badan dan
payudara nya sangat proporsional karena tidak terbilang Toge. Cewek ini
menjadi pujaan para pria bila melihatnya.
Aku punya seorang teman baik. Dia punya 2 orang adik perempuan. Yang
paling kecil berumur 22 tahun. Namanya Angela, tingginya sekitar 170
cm, dengan badan yang langsing, sepasang kaki yang panjang, dan dada
yang tidak terlalu besar. Wajahnya bagaikan bidadari dalam mimpi semua
pria. Aku tidak menyangka dia akan menjadi secantik ini. Suatu hari aku
ke rumah temanku utk berangkat ke kantor bersama. Ketika itu aku
melihat Angela sedang sarapan di ruang makan sendirian. "Hi.." sapaku.
"Ko Adi sedang mandi, mungkin sebentar lagi selesai." Katanya.
Kemudian dia bangkit dan merapikan piring dan sendoknya dan langsung
pamit untuk pergi ke kampus. Ketika Angella berdiri, aku bisa melihat
seluruh tubuhnya. Dia memakai baju kemeja putih lengan pendek, rok
coklat selutut, kemudian penis ku rasanya ingin meletus saat itu juga.
Tidak kusangka dia memakai pantyhose berbahan transparan (ultra sheer)
ditambah lagi sepatu talinya yang berwarna hitam membuat kakinya lebih
indah dan seksi sekali. Terjadi peperangan batin yang sangat hebat di
dalam diriku. Di satu pihak, hasrat penisku yang sangat berkobar-kobar
untuk bercinta dengan kakinya kemudian menyetubuhinya berkali-kali. Di
pihak lain, otakku mengatakan itu tidak baik, dan tidak mungkin aku
melakukannya di saat ini. Sayang dia sudah punya pacar kalau tidak,
pasti akan kujadikan miliku.
Ketika Angella sudah menghilang dari belakang pintu, dengan cepat aku
naik ke lantai 2 dan mencoba untuk memasuki kamarnya. Beruntung sekali
karena tidak dikunci. Aku segera menghampiri lemari pakaiannya dan
mencari harta karun fantasi sex-ku. Tetapi aku mengalami kekecewaan
karena dia hanya punya 3 pasang pantyhose, sehingga aku tidak mungkin
mengambilnya. Untuk mengobati kekecewaanku, aku mencari keranjang
cucian yang ada di kamar mandinya. Aku cari celana dalamnya. Aku
menemukannya di antara pakaian tidurnya. Dengan cepat aku mengambil
celana dalamnya yang terbuat dari bahan satin yang halus dan
menempelkannya di hidung dan menarik nafas dalam-dalam. Pikiranku
langsung melayang dan penisku semakin mengeras dan panjang.
Celana dalamnya masih menyimpan aroma yang khas dari vagina seorang
wanita. Tapi aku buru-buru menyimpannya ke dalam kantong celanaku dan
meninggalkan kamarnya. Aku kembali ke lantai 1 dan masuk ke kamar
mandi. Aku buka resleting celanaku dan membebaskan penisku dari
kurungan celana dalamku dan segera aku balutkan celana dalam Angela ke
batang penisku dan langsung masturbasi sambil membayangkan bercinta
dengan seorang bidadari perawan yang cantik yang mengenakan pantyhose
dengan sepatu tali yang seksi. Kubayangkan penisku masuk dan keluar,
memompa vaginanya dengan cepat dan keras. Hanya dalam hitungan beberapa
detik kemudian, aku mengalami ejakulasi yang hebat. Dengan sisa-sisa
tenaga aku arahkan penisku ke jambannya, dan 3 semprotan panjang
mengawali puncak orgasme ku dan diakhiri dengan beberapa tetes
spermaku. Nafasku memburu dan berkeringat.
"Indra! Kamu lagi di WC ya?" terdengar teriakan dari Adi. "Iya, bentar,
gue lagi kencing nih." Dengan cepat aku keluarkan tissueku dan
membersihkan kepala penisku yang tersayang, kemudian ku tarik flush
yang ada di jamban dan hilanglah bukti dari hasrat ku yang membara. Ku
simpan kembali harta karun ku dan keluar dari WC dan bertingkah
seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Sepanjang hari aku selalu teringat
akan Angela, setiap kali aku ke WC aku selalu mengeluarkan celana dalam
Angela dan menghirupnya dalam-dalam. Ternyata aroma wangi dari vagina
Angela sangat memikat dan merangsang. Malamnya aku kembali
bermasturbasi sambil membayangkan Angela, adik dari teman baikku yang
sekarang menjadi objek fantasi sexual-ku.
Tidak kusangka keberuntungan berpihak kepadaku. Tidak lama kemudian Adi
keluar dari kantor karena mendapatkan tawaran yang lebih bagus. Angela,
bidadariku, yang mengambil alih pekerjaannya. Indahnya lagi, Adi
memintaku untuk mengantarnya pulang karena tidak ada yang menjemput.
Hari pertama Angela masuk kerja merupakan surga dan neraka bagiku.
Angela mengenakan terusan dengan model smart suit setinggi lutut yang
berwarna coklat pastel muda dan ultra sheer pantyhose dan sepatu tali
putih dengan hak sedang. Aku selalu mencari cara dan alasan untuk
selalu berdekatan dengannya dan melahap kakinya yang menggiurkan dengan
mataku.
Memang aku mempunyai fetish terhadap pantyhose sejak masih kecil. Semua
ini karena adik terkecil dari ibu ku. Secara tidak sengaja aku
menyentuh kakinya yang sedang dibalut oleh stocking dan aku telah jatuh
cinta terhadap perasaan itu sampai sekarang. Sekarang umurku 26 tahun.
Aku mengoleksi berbagai macam pantyhose dan stocking, namun sayang
sedikit sekali yang berkualitas bagus di Indonesia. Siang itu, aku
bermasturbasi di WC kantor. Sorenya, aku dan Angela sedang dalam
perjalanan pulang. Kami ngobrol tentang pekerjaan. Jalanan lumayan
padat sehingga tidak bisa cepat-cepat dan sering berhenti. Aku
memberanikan diri untuk bertanya.
"Angela, boleh aku bertanya sesuatu?" "Apa?" jawabnya dengan ringan
sambil melihatku. "Tapi jangan marah atau tersinggung ya." Angela
mengangguk kecil. "Apakah kamu suka pakai pantyhose?" "Koq kamu tahu
aku pake pantyhose?" "Cuma nebak-nebak aja." "Aku baru mulai pake sih,
belum lama." "Apa kamu suka?" "Iya, rasanya gimana gitu." "Keliatannya
halus." "Iya, rasanya halus juga." Aku menelan ludah dan mengumpulkan
segenap keberanian untuk bertanya, "Apakah aku boleh megang? Maksudku
aku cuma ingin tahu gimana rasanya." padahal aku sudah punya beberapa
koleksi dan sudah tahu.
Tanpa ragu-ragu Angela menjawab, "Boleh."
Dengan perlahan-lahan kutaruh jar-jari tangan kiri ku di atas lutut
kanannya. Ku elus-elus lututnya pelan-pelan. Seluruh badanku dipenuhi
oleh sensasi erotis yang ditimbulkan oleh kelembutan pantyhose dan kaki
Angela. "Gimana rasanya?" tanya angela. "Benar-benar halus." aku senyum
kecil sambil memandang wajahnya yang cantik. Penisku sudah dalam
keadaan siaga satu dan dari luar terlihat sedikit menonjol. Untung
mobilku mempunyai transmisi automatis sehingga aku tidak perlu
mengganti-ganti gigi dan melepaskan tangan kiriku dari lututnya. Karena
jalanan sangat macet, tidak lama kemudian Angela tertidur. Kuberanikan
diriku untuk menjelajah lebih dalam lagi ke pahanya.
Angela tidak memberikan reaksi penolakan atau keberatan atas
tindakanku, atau mungkin dia tidak merasakannya karena sedang tertidur.
Aku tidak perduli, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.
Pelan-pelan tangan kiriku makin ke atas dan telah sampai di
tengah-tengah pahanya. Ku belai pahanya yang lembut dan halus. Kulihat
wajahnya, Angela tertidur dengan sangat tenang. Saat ini, roknya sudah
tersingkap setengah paha. Untung roknya tidak terlalu ketat, jika
tidak, aku akan mengalami kesulitan untuk menjelajah lebih dalam.
Kuteruskan aksiku sampai pada paha bagian atas. Akhirnya aku sampai
pada pusat segala kenikmatan sexual.
Jari tengahku menelusuri celah yang terbentuk dari ke dua pangkal
pahanya. Jari tengah ku merasakan kehangatan dan kelembaban. Dengan
perlahan kutelusuri garis cekungan yang terbentuk dari celah vaginanya.
Tiba-tiba terasa basah dan licin. Penis ku bertambah keras dan kencang,
ternyata Angela secara sadar atau pun tidak, terangsang dengan belaian
tanganku yang nakal. Aku tidak tahu apakah dia sadar ataukah masih
tertidur. Saat ini arus lalu lintas mulai lancar, aku langsung masuk ke
pintu tol. Dengan cepat aku mengeluarkan uang pas dari asbak mobil dan
dengan cepat pula memberikannya kepada petugas tol dan aku langsung
tancap gas.
Setelah beberapa puluh meter, aku pelankan laju mobilku dan jari
tengahku mulai memberikan tekanan-tekanan ringan pada selangkangannya.
Bahan pantyhose yang halus bercampur dengan cairan manis yang di
hasilkan oleh Angela membuat darahku makin mendidih dan sangat horny.
Ku alihkan pandanganku dari jalan dan dengan cepat mengamati Angela.
Rok nya sudah tersingkap sampai atas. Pahanya yang mulus terbungkus
oleh pantyhose yang sexy. Wajahnya masih tidak menunjukan reaksi
penolakan ataupun reaksi lainnya. Ku percepat gerakan jariku dengan
tujuan membuatnya semakin terangsang dan orgasme. Kemudian kuselipkan
jari manisku dan bersama-sama dengan jari tengahku, dan kumainkan
vaginanya.
Setelah beberapa saat, ku putuskan untuk fokus pada klitorisnya.
Gerakan jariku kupercepat namun tetap lembut dan tidak kasar.
Samar-samar aku mendengar desahan halus yang berasal dari nafas Angela.
Expresinya sedikit berubah. Kelihatannya Angela sangat menikmatinya.
Cairan halus dan licin itu semakin membasahi celana dalam dan pantyhose
Angela. Demikian pula dengan penisku, sudah membasahi celana dalamku.
Setelah beberapa menit pikiranku melayangkan imaginasi nikmatnya
bersetubuh dengan adik teman baikku yang masih perawan ini, tiba-tiba
aku dikagetkan dengan sebuah mobil truck besar yang langsung memotong
tepat di depanku. Dengan reflek kuinjak rem untuk menghindari tabrakan,
dan tangan kiriku sempat terhenti sejenak karena kekagetan itu. Aku
dikejutkan lagi oleh tangan Angela yang menekan tangan kiri ku dengan
kencang ke selangkangannya.
Aku langsung melanjutkkan memberikan rangsangan kepada klitorisnya
dengan cepat dan sedikit lebih kuat. Pinggangnya mulai bergerak, aku
bisa merasakan kontraksi otot pada selangkangannya. Kemudian terdengar
desahan kenikmatan yang tertahan di dalam vaginanya. Angelaku yang
manis mengalami orgasme pertamanya. Setelah orgasmenya reda, ia membuka
matanya dan menatapku dengan senyuman yang malu dan manis. "Ko Indra
nakal.." itulah kalimat pertama yang keluar dari mulutnya yang sexy.
"Bagaimana rasanya?" tanyaku. Tangan kirinya tetap menahan tangan
kiriku di vaginanya, tangan kanannya membelai sayang pipiku. Tangannya
yang halus dan lembut membuatku semakin terangsang.
"Enak sekali.. Aku tidak tahu akan begitu enak.. Apa itu orgasme?" "Itu
belum seberapa, apa mau yang lebih enak lagi?" dengan berani aku
menanyakan. "Sex langsung?" "Iya" jawabku. "Apakah benar akan lebih
enak dari ini?" "Tentu saja." Angela melihat jam pada dashboard.
"Apakah masih sempat? Sudah terlalu malam nanti aku di cariin sama
orang-orang rumah." "Bilang aja lagi ada acara ulang tahun teman." "Ide
yang bagus." "Terus pacarnya gimana?" "Biarin aja, aku juga tidak
begitu suka."
Kesempatan emas yang tidak boleh kulewatkan. Tetap saja aku tidak
menyangka akan semudah ini, dan Angela yang begitu berani. Apakah dia
sudah pernah melakukannya? Kuparkir mobilku disebuah hotel yang
terletak di tengah keramaian kota. Langsung saja aku memesan sebuah
kamar yang VIP dengan ranjang yang besar.Segera setelah pintu kamar
ditutup, aku duduk di atas kasur yang empuk dan menarik tangan Angela
dan menyuruhnya duduk di atas pangkuanku. Posisi badannya menghadap ke
kanan.
"Apa Angela yakin mau melakukan ini denganku?" "Kalau memang orgasme
terasa seindah dan senikmat itu, aku rela melakukannya." "Apa setelah
ini Angela akan melakukannya dengan orang lain juga?" "Ya tidak lah Ko
Indra ku sayang. Aku bukan pelacur seperti itu. Aku hanya ingin
melakukannya dengan Ko Indra."
"Benarkah?" Dia merangkul leherku dan kusambut dengan ciuman yang basah
di bibirnya. Angela memejamkan matanya, ku julurkan lidahku ke dalam
mulutnya. Dengan sedikit kaku dan kikuk bidadariku menyambut tarian
lidahku. Tidak lama kemudian Irama cumbuan kami semakin meningkat dan
cepat dan panas penuh dengan nafsu. Tangan kiriku menelusuri semua
bagian dari punggungnya dan tangan kananku menelusuri paha dan betisnya
yang terbalut oleh pantyhose.
Cumbuan kami bertambah liar, kutelusuri lehernya sambil menarikan
lidahku. Terdengar desahan nikmat bercampur geli dari bibirnya. Angela
membelai rambut dan punggungku. "Oh.. Ko Indra.." Saat ini tangan
kiriku berhasil meraih payudara kirinya dari belakang. Ku pijat-pijat
dengan lembut dan ku remas-remas. Tangan kananku dengan cepat
melepaskan kancing-kancing bajunya. Angela pun mengikuti tindakanku dan
melepaskan kancing bajuku, dan celanaku. Kusuruh Angela berdiri. Aku
pun ikut berdiri dan langsung saja celana panjangku jatuh ke bawah. Ku
tarik tangan kiri Angela dan meletakannya di penisku yang masih
terbungkus celana dalam.
"Keras sekali dan basah.. Ngompol ya?" ejek Angela. "Angela juga
basah." Ku elus-elus selangkangannya. Kemudian dia tersipu malu. Kubuka
BH nya dan di depan mataku adalah sepasang payudara yang berukuran
sedang dan ranum. Bajunya sengaja tidak kulepaskan, karena dia terlihat
sangat cocok dan cantik dengan baju itu. Ku lihat celana dalamnya yang
berwarna kulit menutupi vaginanya. Kuturunkan pantyhosenya sedikit dan
kurobek celana dalamnya dan menariknya keluar. Kubetulkan kembali
pantyhosenya, dan ku hirup aroma dari cairan vaginanya dan kujilat.
Angela melihat dengan tatapan sedikit terkejut. Kutempelkan celana
dalamnya ke hidung Angela.
"Bagaimana aromanya?" Seakan-akan tidak percaya, ia menghirupnya
beberapa kali. "Aromanya seakan-akan menggetarkan seluruh tubuhku.."
jawabnya. Tiba-tiba saja aku merasakan tangan kirinya dengan penuh
nafsu meremas-remas penisku. Kuturunkan celana dalam ku dan penisku
berdiri dengan keras dan panjang. Mulutnya sedikit terbuka melihat
penisku yang berukuran sedang namun keras seperti batu. Jarinya yang
mungil menyentuh ujung kepala penisku. Tidak terbayangkan nikmatnya
sentuhan Angela pada penis ku. Perlahan-lahan ia mulai memegang dan
mengelus-elus seluruh batang penisku, akibatnya penisku benar-benar
basah.
Aku suruh Angela tidur di atas ranjang. Ku jelajahi seluruh bagian dari
kakinya yang panjang dan seksi. Aku habiskan lebih dari 30 menit hanya
mengelus-elus dan memijat-mijat kecil seluruh bagian kakinya. Setiap
kali aku melihat kaki dan sepatu talinya, rasanya ingin ku kulum.
Akhirnya ku angkat kaki kanannya dan kuserbu dengan kuluman dan ciuman
pada jari-jari kakinya tanpa melepas sepatunya. Setelah puas ku
lanjutkan dengan mengulum vaginanya. Tanpa melepas pantyhosenya, aku
mainkan tarian erotis dengan lidahku. Angela terus mendesah nikmat
tanpa henti. Setelah beberapa saat, aku merasakan otot-otot pinggulnya
mulai menegang.
Angela mengalami orgasme kecil. Kubuat sebuah lubang kecil dengan
bantuan gigi dan jari ku. Lidah ku langsung menerobos masuk dan
menyerbu klitoris Angela. Nafas Angela semakin memburu dan dari
bibirnya terus mengalir alunan desahan kenikmtan yang tidak pernah ia
bayangkan sebelumnya. "Ko.. Indra.. Enak banget.." Ku arahkan
pandanganku sedikit ke atas, bidadariku terlihat sangat menikmati oral
yang ku berikan. Ku dorong lidahku lebih dalam lagi ke dalam vaginanya.
Cairan cinta Angela terus mengalir tanpa henti. Aku ingin angela
merasakan nikmatnya bercinta, dan betapa mengagumkannya multi orgasme.
Ku masukan jari tengah ku ke dalam vaginanya. Jariku masuk dengan mulus
tanpa menemui hambatan apa pun. Ku coba untuk mencari titik G spot yang
menjadi puncak kenikmatan sexual Angela.
Desahan yang keluar dari mulutnya semakin kencang. Ada beberapa tempat
yang mencurigakan, akhirnya aku berexperimen satu per satu. Memang
makan waktu, tetapi setelah beberapa kali mencoba, akhirnya kutemukan.
Aku tidak begitu yakin, tetapi semakin lama aku memberikan rangsangan
pada titik tersebut, semakin kuat Angela menggeliat dan akhirnya
orgasme. Kurasakan otot-otot vaginanya menjepit jariku dengan kuat.
Setelah orgasmenya reda, aku memposisikan diriku di atas badan Angela.
Kukulum bibir dan lidahnya. "Sayang.. Aku akan memberikan kenikmatan
yang tiada bandingannya, apa kamu sudah siap?"
Angela melihatku dengan nafsu yang membara dan menganggukan kepalanya.
Kuberikan senyum manisku dan memposisikan penis ku di depan pantyhose
yang sudah ku robek sedikit. Pelan-pelan ku masukan penis ku. Dinding
vaginanya yang ketat dan kencang menyambut kedatangan penisku dengan
hangat. Ketika kepala penisku tenggelam di dalam vaginanya, Angela
memejamkan matanya dan mulutnya terbuka. Kudorong lagi perlahan-lahan
sampai seluruh batang penisku berada di dalam vaginanya. Hangat, basah
dan kencang, itulah yang kurasakan ketika meluncur masuk. Pelan-pelan
ku tarik sedikit dan masuk lagi. Setelah beberapa tarikan Angela
membuka matanya dan menatapku dengan penuh kepatuhan. Dia sudah mulai
terbiasa dengan penisku, kupercepat gerakan memompa ku dalam posisi
misionaris. Angela mendesah nikmat. Makin lama makin cepat, kembali
Angela hilang dalam orgasmenya yang kuat dan panjang. Titik G spot yang
kutemukan berada disebelah bawah dinding vaginanya. Sulit untuk
merangsangnya dalam posisi misionaris.
Kusuruh Angela membalikan badannya. Darah keperawanannya membekas di
atas ranjang hotel. Begitu pula dengan penis ku, tertempel darah segar
dari Angela. Kuarahkan Angela membentuk posisi doggy style. Aku sendiri
juga sudah tidak dapat bertahan lama lagi. Aku ingin menyelesaikannya
dengan memberikan multiple orgasme. Ku posisikan penisku ke daerah G
spot Angela. Saat itu pula angela mendesah dengan kencang, karena
vaginanya sudah terlalu sensitif. Kupompa Angela dari belakang,
pertama-tama pelan kemudian semakin cepat dan cepat. Tidak sampai 5
menit, badan Angela kembali berkontraksi. Kontraksinya jauh lebih kuat
dari sebelumnya. Kurasakan otot-otot vaginanya meremas-remas penisku.
Benar-benar sensasi yang tidak ada bandingannya. Aku dapat merasakan
cairan madu Angela terus mengalir keluar membasahi paha kami. Badan
Angela berkontraksi dan menggeliat dengan hebat bagaikan gempa bumi.
Orgasme yang ia rasakan tak kunjung habis. Ku pelankan gerakanku, dan
membiarkan Angela menikmati keseluruhan orgasmenya. Kucabut penisku
dari vaginanya dan menyuruhnya tidur dengan terlentang. Kuposisikan
penisku di depan bibirnya.
"Angela, buka mulutnya.. Anggap aja lolipop." Angela menuruti
kata-kataku dan menyambut 'lolipop' yang basah dengan ejakulasinya.
Angela dengan kaku mengulum penisku. Namun rupanya dia mempunyai bakat
alami dalam memberikan oral pada penis ku. Tidak lama kemudian, orgasme
ku datang bagaikan petir. Seluruh badanku bergetar. Angela kaget ketika
sperma ku meluncur dengan cepat dan kuat. Tidak terhitung berapa banyak
spermaku yang keluar. Angela hampir tersedak, namun dengan cepat ia
telan spermaku dan membersihkan sisa-sisanya.
Angela sudah kehabisan tenaga, aku berbaring disebelahnya. Ia menatapku
dengan tatapan puas dan sayang. Bidadariku.. Akhirnya aku berhasil
bercinta dengannya. Setelah berbaring selama beberapa saat, aku
mengajak Angela untuk mandi bersama. Terpaksa Angela harus melepaskan
pantyhosenya. Kami saling membersihkan satu sama lain, tidak lama
kemudian aku kembali memasukan penisku yang masih keras dan horny ke
dalam vagina Angela. Dibawah pancuran shower yang hangat aku kembali
bercinta dengan Angela. Ku angkat dan kutahan kaki kirinya dengan
tangan kananku dan kusandarkan dia pada dinding kamar mandi. Ku pompa
vaginanya dengan penisku, lembut namun mantap. Angela menarikan tarian
lidahnya pada leherku. Tanpa disengaja dia menemukan tempat yang
sensitif pada leher bagian kiriku.
"Iya.. Di sini.. Terus.." Angela memfokuskan tariannya pada titik
tersebut. Tak pernah kuduga betapa sensitifnya tempat itu,
aliran-aliran listrik kecil seolah-olah berjalan di seluruh tubuhku,
menambah sensasi yang luar biasa pada penisku. Aku terus mendesah dan
sedikit mempercepat gerakan penisku, kadang-kadang aku mendorongnya
sedalam mungkin dan mempertahankannya dalam posisi seperti itu dan
kugoyangkan pinggangku dengan gerakan melingkar. Angela mendesah dan
menghentikan tariannya. Kulanjutkan lagi proses percintaanku. Dia
merangkulku dengan kuat. Desahannya semakin cepat dan kuat. "Ko..
Indra.." Di bawah pancuran shower yang hangat, Angela mengalami orgasme
yang kesekian kalinya. Badannya bergetar kuat. Otot-otot dinding
vaginanya meremas-remas batang penisku dan membawaku ke ujung
kenikmatan yang tak terbayangkan. Aku berusaha untuk menahannya selama
mungkin, paling tidak sampai orgasme Angella mereda. Setelah reda,
langsung ku keluarkan penisku, dengan tanggap Angela berlutut di
depanku dan melahap penisku dengan mulutnya. Separuh penisku hilang
didalam mulutnya. Lidahnya dengan cekatan menari-nari di penisku.
Benar-benar tidak terlukiskan rasanya. Kupegang kepala Angela dengan
kedua tanganku, pelan-pelan ku dorong masuk penisku sampai habis.
Angela hampir tersedak dan dengan cepat menyesuaikan rongga
kerongkongannya untuk menyambut penisku.
Kutarik lagi dan kumasukan lagi. Lidahnya tak pernah berhenti
sedikitpun menarikan tarian erotis pada penisku. Rangsangan ini
benar-benar membuat penisku meledak dengan orgasme yang kuat dan
menggetarkan. Karena aku terus menarik dan mendorong penisku akibatnya
spermaku ada yang mengalir keluar dari mulutnya. Spermaku yang mengalir
keluar dari sudut bibirnya membuat Angela semakin cantik dan
menggairahkan. Angela terus menjilat dan menelan sperma dari penisku
sampai bersih. "Suka ya?" Kutanya dengan lembut. Tanpa melepaskan
kulumannya, ia tersenyum dan mengangguk. Bidadariku ternyata sungguh
luar biasa, ini benar-benar mimpi menjadi kenyataan. Seorang gadis
cantik memberikan oral dan menelan sperma dari penisku.
Kami terpaksa menyudahi percintaan kami, karena sudah larut malam. Ku
antar Angela pulang ke rumahnya. Sebelum keluar dari pintu mobil, kami
bercumbu dengan penuh nafsu.
Malamnya kutelepon Angela. Kami setuju untuk pergi ke mall untuk
berjalan-jalan. Angela mengenakan terusan model babydoll dengan panjang
sampai 10 cm di atas lutut. Bahannya halus dan lembut. Pantyhose
berwarna putih, ultra sheer, ditambah dengan sepatu tali berwarna putih
yang melingkar sampai ke pertengahan betisnya, membangunkan penisku
yang sedang tidur. Rambutnya terurai rapi, make up berwarna natural dan
tipis, lipstick merah muda yang paling muda dengan wet look. Ketika
masuk ke dalam mobil, dia menyapaku dengan manis dan manja. "Sabar ya
Ko Indra sayang.." Angela mengatakan hal itu seolah-olah ia mengetahui
apa yang sedang kupikirkan saat ini, yaitu berhubungan sex dengannya
saat ini juga. Dengan tampang kecewa yang kubuat komikal aku mengeluh.
Namun hal ini mengundang tawa bahak dari Angela.
"Apa tidak ada yang tahu kalau kita pergi bersama?" tanyaku. "Tidak
ada, aku cuma bilang mau bantu-bantu temanku yang mau married, jadi aku
punya alasan untuk pulang sampai malam." jawab Angela sambil tersenyum
manis. "Angela, kamu benar-benar cantik, manis dan seksi sekali." "Ko
Indra bisa aja, kan aku dandan seperti ini cuma untuk Ko Indra."
"Memangnya kamu tidak pernah dandan untuk cowok kamu?" "Cowok yang mana
ya?" "Kemarin katanya sudah punya?" "Oh yang itu.. Sudah putus tuh.."
"Kapan?" "Tadi malam." Angela menjawab dengan tenang. "Boleh tahu
kenapa?" "Ko Indra lucu deh, pake acara nanya segala."
Aku menduga bahwa akulah yang menjadi alasan dari putusnya hubungan antara Angela dengan pacarnya. "Gara-gara aku ya?"
Tiba-tiba saja Angela mencium pipi kiriku. "Cuma Ko Indra yang bisa
membahagiakanku." Rasanya jantungku hendak meloncat keluar mendengar
pernyataannya. Kuelus-elus pahanya yang dengan manis terbungkus oleh
ultra sheer pantyhose berwarna putih sambil tersenyum manis. Setelah
beberapa saat, kami tiba di Plaza Senayan. Sambil bergandengan tangan
kami memasuki pintu samping Plaza. Kami masuk ke Metro dan langsung
menuju ke bagian pakaian dalam. Angela melihatku dengan senyumnya yang
nakal. Kami mulai dari lantai dasar yang banyak menjual sepatu-sepatu
wanita. Aku menyodorkan beberapa pasang sepatu tali yang sexy dan
bagus. Ternyata Angela juga menyukainya dan aku membeli 2 pasang sepatu
tali yang ber-hak tinggi dan sedang untuk Angela. Kemudian kami naik ke
lantai atas untuk melihat-lihat stocking dan pantyhose yang dipajang
pada counternya dan sibuk membahasnya. Akhirnya kami memutuskan untuk
membeli semua merk yang ada dalam beberapa warna. Namun kali ini Angela
yang memaksa untuk membayar. Setelah itu kami makan siang di sebuah
cafe di lantai atas.
Aku sengaja memilih tempat yang terletak disudut ruangan. Kami duduk di
sofa yang menempel pada kedua sisi ruangan. Kami memesan dua piring
spagheti, dan jus untuk makan siang kami. Setelah pelayan yang mencatat
pesanan kami pergi, aku sibuk memeriksa sekeliling kami. Suasana masih
sepi dan tidak ada yang memperhatikan kami, yang terpenting adalah
taplak meja yang panjangnya sampai ke lantai. Benar-benar cocok untuk
melaksanakan rencanaku. Dengan sekejap aku masuk ke bawah meja. "Ko
Indra.." Angela berusaha menyingkap kain yang menutupiku. "Ssst..
Jangan keras-keras, nanti ketahuan.." Bisikku. "Mau ngapain sih?" "Ada
deh.." Jawabku dengan senyum nakal.
Kurapikan kain penutup meja itu sehingga menutupi seluruh bagian
pinggang Angela. Kemudian kubuka kedua kaki Angela yang menutupi
selangkangannya. Lalu aku belai-belai vaginanya yang terbalut oleh
pantyhose putih yang seksi. "Ko Indra.. Jangan di sini nanti ada yang
melihat.." Bisiknya. Aku mengacuhkan bisikannya, karena aku merasakan
bahwa Angela tidak memakai celana dalam dan pantyhose yang dikenakannya
adalah yang 'sheer to waist'. Langsung saja kukulum vaginanya sambil
membelai-belai kakinya yang panjang dan lembut. "Ko Indra.."
Aku dapat merasakan sensasi nikmat yang menghanyutkan bersamaan dengan
perasaan takut begitu pula dengan Angela. Kujilati seluruh bagian dari
selangkangan Angela. Tidak lama kemudian aku dapat merasakan cairan
manis yang khas mengalir dari vaginanya dan bercampur dengan kulumanku
yang basah. Aku menjadi semakin bersemangat dan horny. Kupercepat
kuluman dan tarian erotis lidahku. Sensasi yang menggelitik dan eksotis
membuat tubuh Angela bergetar-getar. Aku yakin Angela pasti sedang
berusaha keras untuk menahan ekspresinya dan menahan desahannya.
Penisku meronta-ronta untuk keluar dari dekapan celana dalamku. Aku
terus melahap Angela dengan penuh nafsu, dan tanganku tidak
henti-hentinya membelai dan mengelus-elus kakinya.
"Silahkan Minumnya." Terdengar suara dari seorang pelayan wanita yang
mengantarkan minuman. "Terima kasih.." jawab Angela dengan suara yang
sedikit bergetar. Aku dapat merasakan Angela sedang menyedot jus yang
baru saja di antar. Tangan kanannya menyelinap masuk ke dalam taplak
meja dan mengelus-ngelus kepalaku. Tidak lama kemudian terdengar lagi
suara dari pelayan wanita yang sama, membawakan pesanan kami. Setelah
meletakan pesanan kami, pelayan itu meninggalkan Angela. "Sayang ayo
dimakan dulu." Bisikku dari bawah.
Angela dengan kikuk mencoba memakan spagheti yang telah kami pesan. Dia
berusaha untuk tenang dan mencoba menikmati makanannya. Aku tahu dengan
pasti sensasi yang dihasilkan oleh vaginanya (dengan pertolongan
lidahku yang nakal) telah mengambil alih kesadarannya. Tiba-tiba saja
terdengar suara langkah kaki yang mendekat, bersamaan dengan itu pula
kedua kaki Angela menjepit kepalaku dengan kencang. Akhirnya aku
merasakan otot-otot pinggul dan kakinya berkontraksi dengan keras.
Cairan orgasmenya mengalir makin banyak, kulahap semua sampai tak
tersisa. Badan Angela sedikit berguncang dan mengeluarkan suara seperti
tersedak.
"Apa Ibu tidak apa-apa?" "Oh.. Tidak.. Cuma sedikit tersedak.."
Jawabnya dengan gugup. Tidak kusangka Angela masih dapat berbicara
menutupi keadaannya yang sedang orgasme. Setelah beberapa saat, Angela
mulai mengendorkan jepitan kakinya, otot-otot pinggulnyapun mulai
rileks. Aku mengintip dari belakang kain untuk melihat keadaan dan
langsung aku keluar dari kolong meja dan duduk di sebelahnya. "Batuk
ya?" tanyaku. "Ko Indra! Hampir saja tadi ketahuan!" Serunya sambil
mencubit kecil pahaku. "Tapi seru kan?" jawabku sambil tertawa kecil.
"Iya.. Tapi sekarang waktunya pembalasan!"
Dengan cepat Angela memeriksa keadaan dan langsung turun ke bawah meja.
Dengan cekatan Angela membuka resleting celanaku dan membebaskan
penisku dari kurungan celana dalamku. Langsung saja penisku berdiri
dengan tegak. Tanpa mengulur waktu Angela mulai menjilati ujungkepala
penisku, menikmati cairan pra orgasme yang telah membasahi kepala
penisku. Lidahnya yang lembut dan hangat menari-nari indah, diselingi
dengan kuluman yang dalam. Gerakan Angela sangat agresif seakan-akan
ingin membuatk meledak saat itu juga. Aku tentu saja tenggelam dalam
kenikmatan eksotis dan erotis yang diberikan oleh Angela.
Seperti halnya Angela, aku tidak dapat berkonsentrasi menikmati
makananku. Untung saja porsinya sedikit. Seluruh badanku dipenuhi oleh
listrik-listrik kecil yang semuanya menyerbu pusat saraf sensorikku.
Tinggal suapan terakhir, oral yang diberikan oleh Angela membawaku ke
puncak kenikmatan duniawi, yaitu orgasme. Badanku ikut bergetar dan
menimbulkan suara. Aku berhasil menahan desahan nikmatku dalam-dalam.
Seorang pelayan wanita datang untuk menawarkan tambahan minuman atau
makanan. "Tidak.. Sudah cukup.." dengan seluruh kesadaran yang tersisa
aku menjawab.
Gelombang demi gelombang orgasme melanda penisku. Dengan setia Angela
menampung semua itu di dalam mulutnya dan kemudian menelan madu murni
yang keluar dari penisku. Setelah reda, dia masih saja menjilati dan
menghisap penisku sampai kering, sampai semua madu yang melekat di
penisku dihabiskannya, baru penisku yang masih setengah berdiri
disimpan kembali ke dalam celanaku. Aku memberinya isyarat untuk
keluar. Dengan Senyum nakal yang manis, Angela berkata:
"Benar nih nggak mau tambah lagi?" Kami tertawa terbahak-bahak sambil
berpelukan. Setelah menghabiskan minuman kami, aku memanggil pelayan
dan meminta bon. Setelah membayar, kami berdiri, menenteng belanjaan
kami, pada saat itu juga manajer cafe datang menghampiri kami. "Terima
kasih atas kedatangannya. Apakah rasa makanannya cocok?" Dengan spontan
kujawab, "Dessertnya enak sekali." "Appetizernya juga enak." sambung
Angela. Dengan senyum nakal kami meninggalkan manajer yang sedang
kebingungan karena jelas-jelas kami tidak memesan makanan pembuka
maupun pencuci mulut.
Petualangan yang menegangkan di cafe tersebut ternyata makin
membangkitkan nafsu horny kami. Akhirnya kami memutuskan untuk nonton
film di bioskop. Ternyata cara ini tidak banyak membantu. Film tidak
kami gubris sama sekali selama hampir satu setengah jam kami bercumbu
dengan liar. Leher dan kuping tidak luput dari kuluman kami. Jari-jari
mungil Angela berkelana ke selangkanganku dan masuk ke dalam celanaku
dan bermain-main dengan penisku. Jarinya yang halus dan lembut
membelai-belai kejantananku, kadang-kadang membuat lingkaran-lingkaran
kecil pada ujung kepala penisku. Benar-benar kenikmatan tiada tara.
Tanganku tidak dapat menjangkau selangkangannya karena posisi duduk
yang tidak memungkinkan.
Setelah film selesai, kami masuk ke kamar kecil untuk merapikan diri.
Aku tidak mengalami orgasme, meskipun demikian itu merupakan pengalaman
yang tak terlupakan. Aku juga yakin pasangan yang duduk tidak jauh dari
kami juga melakukan hal yang sama karena kami. Setelah itu kami
langsung menuju ke sebuah hotel yang telah kubooking pada waktu pagi
tadi. Ketika pintu kamar ditutup dan dikunci, aku langsung menarik
lengan Angela dan memeluknya dengan erat. Barang-barang belanjaan kami
jatuh berceceran di lantai. Ku kulum bibir dan lidahnya yang lembut dan
hangat. Aku tidak tahu Darimana asalnya french kiss, namun aku yakin
orang pertama yang menemukannya akan langsung horny melihat adegan
french kiss kami yang dipenuhi dengan hasrat dan nafsu.
Di sebelah pintu masuk terdapat sebuah lemari baju dengan kaca yang
panjang. Posisi kami tepat di depan kaca tersebut. Aku melihat bayangan
kami yang sedang bercumbu. Benar-benar pemandangan yang sangat erotis
dan indah. Mulut kami terbuka lebar, bibir saling beradu. Lidahku
dengan lincah menelusuri bagian luar dari mulut dan dagu Angela. Lidah
bidadariku pun tidak kalah lincah dan agresifnya. Semua dagu dan
mulutku, bahkan sampai ke pipi ku basah semua. Setiap kali lidahnya
menyapu permukaan kulitku, kurasakan api hasrat liarku makin membesar.
Lidah kami akhirnya bertemu. Angela makin bertambah semangat dan terus
mendesah nikmat. Tangannya menelusuri seluruh bagian dari punggungku.
Kubelai kepalanya sambil meremas-remas rambutnya yang lembut, tangan
kiriku meremas-remas pantatnya yang bulat dan kenyal.
"Kohh.. In.. Dra.." Tiba-tiba saja Angela menghentikan cumbuannya. "Aku
punya sesuatu untuk Ko Indra." "Apa itu?" jawabku dengan tergesa-gesa,
karena akuingin secepat mungkin bersetubuh dengannya. "Lepas semua
pakaian dan duduk di ranjang." Aku ikuti permainannya dan melakukan apa
yang ia minta. Penisku mencuat bagaikan tiang bendera. Angela
menghampiriku dan berlutut dihadapanku. Bibirnya langsung mengecup
kebanggaanku yang telah membuatnya tenggelam dalam lembah kenikmatan
duniawi yang indah. Lidahnya menjilati kepala penisku, tepatnya
menjilati cairan bening yang keluar dari celah penisku, kemudian
mulutnya melahap selurh kepala penisku dan disedotnya sampai kering,
tidak lupa lidahnya yang lembut dan basah menari-nari dengan sensual.
Kubelai rambut dan kepalanya. "Angela.." Dia melihatku dan tersenyum,
kemudian bangkit dan mengulum bibir dan lidahku. Aku masih dapat
merasakan aroma memabukan dari cairan pra orgasmeku yang bercampur
dengan ludahnya. "Ko Indra duduk di sini dan nikmati pertunjukannya,
tapi tidak boleh dalam bentuk atau cara apapun merangsang atau
menyentuh penis milikku." Angela mengatakan itu disebelah telinga
kiriku, sambil mengelus-elus kejantananku. "Bagaimana Ko..?" angela
menjulurkan lidahnya dan menjilat rahang dan kupingku. "Ok." jawabku.
Dia tersenyum nakal dan genit. Sepertinya aku telah membangkitkan sisi
nafsunya yang terpendam. Angela mengambil barang-barang belanjaan kami
dan menaruhnya di depanku. Ia mengambil sebuah pantyhose berwarna hitam
transparan dan mengeluarkan isinya. Angela menarik bangku meja rias dan
menaruhnya di hadapanku, kemudian ia duduk menghadap ke kanan, sehingga
sisi kanan tubuhnya ada di hadapanku. Kaki kanannya diletakan sedikit
lebih maju dari kaki kirinya. Dengan perlahan ia menunduk dan tangannya
membelai dan mengelus-elus betisnya yang ramping dan padat.
Terdengar suara gesekan halus yang terjadi karena gesekan antara
tangannya dengan pantyhose yang ia kenakan. Suara ini bagaikan musik
eksotis yang luar biasa, hingga cairan beningku kembali menetes keluar.
Ia melihat ke arahku dan tersenyum manis. "Apa Ko Indra suka?" Aku
hanya dapat mengagguk. Angela kembali mengelus-elus betis, pergelangan
kaki, sampai jari-jari kakinya. Benar-benar pemandangan yang tidak ada
bandingannya. Dia sengaja merangsangku.
Dengan perlahan-lahan dan anggun jari-jari mungilnya menarik simpul
tali sepatunya yang terletak di tengah-tengah betisnya. Tali tersebut
diletakan dengan lembut olehnya. Ujung kakinya ia kuncupkan dan
perlahan-lahan ditarik mundur dari sepatunya. Ujung kakinya di daratkan
di lantai dan kedua tangannya membelai dan memijat-mijat kecil tumit
dan telapak kakinya. Kembali ia melihatku sambil tersenyum nakal. Ia
berbalik ke arah kiri dan hal yang sama ia ulangi sekali lagi untuk
kaki kirinya. Penisku makin bertambah keras dan basah melihat
pertunjukan erotis angela. Ia berdiri, baju baby doll putihnya ia
angkat setinggi pinggang. Pantyhose putih transparannya yang sexy
membuat mataku berkunang-kunang dan penisku meronta-ronta untuk dapat
masuk ke dalam vagina Angela dan bersetubuh dengannya habis-habisan.
Itulah rencana balas dendam ku karena angela telah dengan sengaja
menggoda dan membuatku demikian terangsang.
Angela membelakangiku dan membungkuk sehingga pantatnya tepat di depan
mataku. Ia turunkan pantyhose putihnya pelan-pelan. Ketika Pantyhosenya
telah melewati selangkangannya, dengan jelas dapat kulihat vaginanya
yang berwarna merah muda diseliputi oleh cairan hornynya yang membuatku
ketagihan, dan mekar Dengan indah. Aku yakin Angela juga merasa
terangsang dengan pertunjukan solonya. Satu persatu Kakinya diangkat
dan keluar dari lapisan pantyhosenya. Setelah itu Angela melemparkannya
ke ranjang di sebelahku. Ia mengambil Pantyhose berwarna hitam
transparan (ultra sheer) dan memasukan tangannya ke kaki bagian kanan
pantyhose tersebut, ia raih ujungnya dan ia tarik ke atas. Angela
kembali duduk di ujung bangku. Ia masukan ujung kaki kanannya ke dalam
pantyhose dan tanganya menarik pantyhose itu ke atas mengikuti lekuk
tumit dan betisnya sampai lutut. Dengan cara yang sama ia lakukan lagi
dengan kaki kirinya sambil melihat kudengan tatapan penuh dengan nafsu.
Pantyhose di tarik ke atas sampai ke pinggangnya. Angela merapikan
pantyhosenya mulai dari ujung kaki sampai ke pangkal pahanya.
Penisku rasanya ingin meledak saat itu juga. Setelah rapi ia mengambil
sepatu tali hitam dengan tumit tinggi dan memakainya dengan sensual. Ia
jilat bibirnya untuk menggoda ku. Entah sudah berapa banyak cairan
kenikmatanku mengalir. Baju babydoll nya ia rapikan kemudian dengan
gaya seperti seorang peragawati Angela berjalan lenggak-lenggok di
hadapanku. Angela memang pernah menjadi model dan masuk TV. Warna hitam
pantyhosenya tipis sekali sehingga hanya meninggalkan aksen hitam pada
kakinya yang panjang. Dua pasang, tiga pasang.. Yang ketiga adalah
sebuah stocking berwarna kulit sangat transparan yang terbuat dari
bahan yang halus sekali. Saat ini juga, Angela telah telanjang bulat.
Penis dan selangkanganku sudah basah total. Pikiranku hanya terfokus
pada Angela bidadariku. Kuperhatikan wajahnya yang cantik dan manis
seperti sedang menahan sesuatu. Setiap pasang pantyhose yang telah ia
pakai semuanya meninggalkan bercak basah pada selangkangannya.
Stocking yang ia kenakan tidak dapat menahan cairan manisnya sehingga
dengan sinar matahari sore aku dapat melihat dengan jelas ujung
stocking bagian atas berwarna lebih gelap seperti terkena air. Tidak
lain dapat kusimpulkan cairan itu berasal dari vagina Angela yang sudah
sangat sensitif dan horny. "Angela.." Ia datang menghampiriku. Langsung
kudekap dan kutidurkan Angela di atas ranjang. Kucumbu dengan penuh
nafsu pelampiasan dan tangan kiriku mendarat di selangkangannya yang
sudah banjir. Kuelus-elus bibir-bibir vaginanya.
Angela mendesah dan bergetar. Kukonsentrasikan jari tengahku pada
klitorisnya. Kutekan dengan sedikit kencang dan kugetarkan tanganku.
Angela mendesah dengan kencang dan dalam hitungan detik seluruh tubuh
Angela menggeliat hebat dan otot-otot pinggulnya bergetar dengan
kencang. "Ko Indra..!" Angela meneriakan namaku. Gelombang demi
gelombang orgasme klitoris Angela membuktikan betapa nikmatnya
kenikmatan seksual. Setelah hampir satu menit, orgasmenya mulai mereda.
Ia menatapku dengan penuh kasih. Kumasukan jariku ke dalam vaginanya
dan mencari titik G spotnya. Badannya kembali menggeliat dan desahan
yang keluar bagaikan musik erotis di telingaku. Dengan variasi tekanan
kurangsang daerah G spotnya.
Sampai pada akhirnya meledaklah orgasmenya. Kukulum payudaranya dan
kuhisap kencang-kencang. Otot-otot dinding vaginanya berkontraksi
kencang sekali mendorong jariku. Kupertahankan posisiku dan Angela
meronta-ronta dalam kenikmatan orgasme yang tidak pernah ia bayangkan
sebelumnya. Cairan yang hangat mengalir keluar dari dalam vaginanya.
Aku berpindah posisi dan mengulum vaginanya dan madu murni yang keluar
dari dalam. Lidahku kujulurkan dan merangsang kembali G spotnya. Angela
kembali bergetar tiada henti. Cairan hangat itu kembali keluar tiada
habis. Kuhisap dan kutelan semuanya.
Setelah puas, aku mengangkat kedua kakinya yang sudah lemas ke
pundakku. Kepalaku berada di tengah-tengah kakinya. Kumasukan penisku.
Mulutnya terbuka lebar namun tidak ada suara. Penisku menemukan surga
didalam vaginanya. Kutarik keluar dan masuk lagi dengan lembut dan
stabil. Ku belai dan elus kedua kakinya yang terbungkus stocking yang
lembut dan seksi. Angela dengan pasrah menikmati percintaan ini.
Matanya terpejam dan nafasnya pendek dan cepat. Aku juga tidak akan
dapat bertahan lama setelah semua rangsangan visual yang ia berikan,
namun aku mencoba untuk bertahan. Vaginanya yang sudah terlalu sensitif
langsung meledak lagi. Aku sudah tidak dapat bertahan lebih lama lagi,
karena dinding-dinding vaginanya meremas-remas penisku. Ku tarik
penisku dan memasukannya ke dalam mulut Angela. Dengan setia ia
menerima semua semburan orgasme ku dan menghabiskan madu ku. Badanku
bergetar dan mendesah nikmat.
Angela membuka matanya dan menatapku dengan manis. Aku tahu dia pasti
kelelahan karena mengalami orgasme kuat secara berturut-turut. Setelah
bersih kukeluarkan penisku, namun Angela menolaknya. Dengan segenap
tenaganya ia berbalik dan membaringkan aku di atas ranjang. Bidadariku
terus memberikan oral pada kejantananku yang tetap keras. Lidahnya
menelusuri seluruh bagian dari batang penisku. Makin lama Angela
semakin fasih meng-oral seks penisku. Kuganjal kepalaku dengan beberapa
buah bantal agar dapat melihat pemandangan yang indah ini. Bidadari
cantik ku benar-benar sangat menikmati dan menyukainya.
Aku tidak ingin sensasi dan waktu ini berlalu. Aku benar-benar
laki-laki yang beruntung. Menit-menitpun berlalu tanpa terasa. Orgasme
kuat kembali mengambil alih tubuh dan pikiranku. Kali ini Angela
sengaja mengumpulkan madu orgasmeku di dalam mulutnya, kemudian ia
bermain-main dengan penisku dan spermaku. Hasilnya penisku berlumuran
madu putihku. Sambil tersenyum dan memandangku ia menjilat dan
menghisap habis semua madu yang berceceran. Meskipun telah berorgasme
dan ejakulasi berkali-kali kejantananku masih menolak untuk istirahat
dan tetap horny. Aku tidak mungkin melanjutkannya lagi karena Angela
sudah lelah. Dia tertidur dengan senyum puas di dadaku.
Setelah berselang beberapa menit, "Ko Indra.." "Iya sayang.." jawabku
sambil membelai rambut dan pipinya. "Cerita dong.." "Cerita apa?"
"Cerita kenapa Ko Indra suka sekali sama pantyhose." "Wah kalau
diinget-inget sih sudah lumayan lama juga. Yang pasti pertama kali aku
merasakan yang namanya stocking itu waktu aku masih SD, kira-kira kelas
satu atau dua. Adik terkecil dari ibuku yang tinggal di medan sedang
berkujung ke Jakarta. Dia menginap di rumahku. Suatu hari kami sedang
berada di dalam mobil, aku duduk di sebelahnya. Secara tidak sengaja
kakiku menyenggol betisnya. Sentuhan pertama itu bagaikan perkenalan
dengan sebuah sensasi yang tidak dapat kulupakan. Tanteku memakai
stocking berwarna kulit. Sepanjang perjalanan kakiku selalu menempel
dengan kakinya dan sesekali mengelus-elusnya. Dia tidak mengatakan
apa-apa mungkin karena aku masih kecil dan iseng. Setelah itu aku tidak
pernah dapat melupakan perasaan itu." "Terus.." "Ketika aku tumbuh
makin besar aku mulai suka memperhatikan perempuan-perempuan yang
memakai stocking dan pantyhose, dan penisku langsung berdiri dengan
tegak. Rasa nafsu dan horny menguasai pikiranku. Ketika sampai di rumah
dan tidak ada yang memperhatikan, aku bermain-main dengan penisku
sambil membayangkan bercinta dengan perempuan yang memakai
pantyhose/stocking tadi."
Angela tersenyum dan tangannya bermain-main dengan penisku yang masih
keras. "Semakin lama aku semakin kecanduan, akhirnya dengan menahan
malu aku nekat membeli sepasang pantyhose di supermarket terdekat.
Kubawa pulang dan langsung kukenakan. Penisku menjulang tinggi, ketika
kakiku saling bersentuhan, rasanya aku langsung mabuk kepayang.
Benar-benar sensual. Kukeluarkan penisku dan aku bermasturbasi." Angela
membuka matanya dan menatap wajahku dengan penuh rasa ingin tahu,
sambil me-masturbasikan penisku. "Seperti ini?" tanya Angela. Kakinya
digosok-gosokkan ke kakiku. Setiap gesekan menimbulkan
gelombang-gelombang listrik kenikmatan ke seluruh badanku.
"Akhirnya aku mempunyai banyak koleksi pantyhose dan stocking namun
yang benar-benar bagus dan enak dipakai hanya beberapa merk. Aku juga
suka mencari gambar-gambar model yang memakai pantyhose maupun stocking
atau lingerie di internet. Aku selalu bermasturbasi dengan
koleksi-koleksiku. Kelihatannya ceritaku membuat Angela horny. Sekarang
ini ia sedang menjilati putingku. "Semua teman wanita yang kukenal
tidak ada yang suka memakai pantyhose atau stocking. Aku suka sekali
pergi ke pameran mobil berskala besar karena SPG nya cantik-cantik dan
hampir semuanya memakai pantyhose. Sampai akhirnya aku melihat kamu
memakai kemeja lengan pendek putih, rok coklat dan pantyhose. Rasanya
aku ingin langsung bercinta dengan Adik teman baikku ini."
Angela meninggalkan putingku dan mengulum mulutku, tangannya semakin
agresif memainkan penisku. "Bagaimana dengan Angela, kelihatannya kamu
juga suka." "Sama seperti Ko Indra.. Pertamanya aku tidak begitu suka,
namun karena iseng maka aku membeli sepasang. Ketika aku memakainya,
rasanya aku sedang terbang dan tubuhku terbuai. Vaginaku rasanya
seperti sedang bergetar. Akhirnya aku beli lagi beberapa pasang dan aku
sangat menyukainya. Bekas cowoku yang tolol itu tidak suka. Aku tahu Ko
Indra melihat aku dengan penuh nafsu, dan entah kenapa aku tidak merasa
aneh atau takut. Ketika Ko Indra memegang pahaku, rasanya seluruh
badanku menjadi lemas dan nyaman. Akhirnya aku sadar kalau aku juga
menyukai pantyhose. Apa Ko Indra sudah sering melakukan ini?" "Belum,
percaya atau tidak Angela adalah yang pertama." "Lebih enak mana sama
masturbasi?" "Tentu saja lebih enak bercinta dengan Angela."
Tiba-tiba Angela bangkit dan mencari sesuatu di lantai. Semua pantyhose
yang ada di taruh di atas tubuhku. Tubuhku bergetar merasakan sentuhan
lembut dari pantyhose yang lembut. Angela mengambil sebuah stocking
berwarna putih transparan, kemudian menyarungkannya ke penisku.
Getaran-getaran erotis menghujani kejantananku ketika stocking tersebut
bergesekan dengan penisku. Sekarang celah kecil pada ujung kejantananku
bertemu dengan garis jahitan pada ujung kaki stocking. Garis itu dengan
lembut membelah celah kepala penisku. "Stocking kondom." seru Angela
dengan senyumnya yang manja.
Stocking tersebut ditarik agak kencang sehingga membaluti seluruh
bagian penisku seperti sebuah kondom. Lidah Angela terjulur dan
menjilati kepala penisku yang terbalut dengan kondom stocking. Rasanya
beda dengan biasanya. Tidak lama kemudian kepala penisku pun hilang di
dalam mulutnya yang seksi. Aku benar-benar tersesat dalam jalan
kenikmatan duniawi yang tak terbayangkan. Permainan mulut dan lidah
angela tetap tidak berkurang nikmatnya, malah bertambah nikmat. Aku
terus mengerang nikmat.
Kuarahkan Angela pada posisi doggy style. Sambil memegang ujung
Stocking pada pangkal penisku, ku masukan kejantananku ke dalam liang
cintanya. Vaginanya yang sudah kebanjiran menerima penisku tanpa
gesekan yang berarti. Namun, tetap saja terasa berbeda. Aku tidak dapat
menenggelamkan seluruh batang penisku, karena terhalang tanganku yang
memegangi kondom stocking agar tidak lepas. Tidak kusangka Angela
mengalami orgasme secepat ini. Badannya bergetar hebat dan otot-otot
vaginanya menjepit erat kejantananku. Kutarik keluar penisku dan
stocking kondomku benar-benar basah akan cairan cinta Angela.
Kuposisikan Angela sehingga dia yang berada di atas dan mulai bercumbu.
Setelah beberapa saat, aku arahkan penisku ke dalam vaginanya. Angela
memejamkan matanya dan merasakan kejantananku memenuhi seluruh ruangan
di dalam lembah kenikmatannya. Angela mengulum telinga dan leher bagian
kiriku yang sensitif. Kupegang pinggulnya dan kuangkat naik-turun.
Setelah beberapa kali, Angela langsung melakukan gerakan memompa itu
sendiri. Lama-lama makin cepat. Ia mengangkat pundaknya dan bertumpu
pada kedua tangannya. Ia merasakan rangsangan yang luar biasa karena
dalam posisi ini ia dapat dengan mudah merangsang G spotnya.
Kuputuskan untuk membantu Angela mempercepat prosesnya. Ku tarik dan
kutekan pinggulku ke bawah saat pinggul Angela terangkat dan ketika
pinggulnya turun, langsung ku sodok ke atas. Angela mendesah tiada
hentinya. Angela benar-benar mendapatkan rangsangan ganda, karena
batang penisku menggesek-gesek klitorisnya dan kepala penisku
memberikan tekanan yang mantap pada daerah G spotnya.
"Oh.. Ko Indra.." kutatap wajahnya yang manis yang sedang merasakan
getaran-getaran ekstasi yang hebat. Bunyi 'plak-plak' terdengar nyaring
setiap kali selangkangan kami bertemu. Penisku tertarik keluar sampai
ke ujungnya, kemudian langsung melesat ke dalam dengan cepat. "Ko..
Indra.. Nanti.. Keluarin.. Di dalam ya.." "Nanti kalau hamil bagaimana?"
"Lagi masa.. tidak subur.." Aku semakin terpacu dan bersemangat,
Bidadariku menginginkan aku ejakulasi di dalam vaginanya. Saat ini
penisku pun sudah benar-benar dalam keadaan yang sangat sensitif.
"Ko Indra.. Aku sudah.. nggak tahan lagi.." "Sebentar ya.. Tahan
sedikit lagi.." Aku menginginkan kami mencapai orgasme bersama-sama.
Beberapa saat kemudian, "Ko Indra.. Argh.." "Angela.." Secara bersamaan
kami mencapai puncak kenikmatan duniawi bersama-sama. Pinggulku
terangkat ke atas dan pinggulnya menekan ke bawah dengan sepenuh
tenaga, sehingga kejantananku tertanam dalam lembah cintanya
dalam-dalam. Sebuah gelombang orgasme yang panjang mengawali puncak
kenikmatan kami. Angela berteriak seiring dengan gelombang pasang naik
orgasmenya yang dahsyat. Orgasme yang kami rasakan serasa tiada
habis-habisnya. Penisku mengeluarkan madu putihku terus menerus karena
diperah oleh otot-otot vaginanya yang terus berkontraksi. Angela pun
merasakan hal yang sama, orgasmenya serasa tiada akhir.
Akhirnya Angela roboh kehabisan tenaga dan jatuh di dalam pelukanku.
Nafasnya masih memburu dan keringat membasahi sekujur tubuhnya. Kami
saling berpelukan tanpa memisahkan diri. Kubelai-belai punggung dan
kepalanya. "Angela.. Kamu benar-benar hebat.. Tidak kusangka kita bisa
berorgasme sepanjang dan selama ini.." pujiku. "Ko Indra yang hebat..
Aku benar-benar beruntung.. Ini adalah pengalaman seks ku yang paling
hebat.."
Kubelai Angeladengan penuh kasih sayang. Tidak lama kemudian kami masuk
kamar mandi bersama-sama. Air pancuran yang hangat membawa kesegaran
yang menenangkan. Ku gosok tubuh Angela yang mungil dengan sabun. Ia
pun melakukan hal yang sama. Tanganku meluncur di atas tubuhnya yang
licin dan basah. Payudaranya tidak dapat kuremas karena licinnya sabun.
Tubuhku kembali diselimuti dengan perasaan erotis yang sensual. Tidak
dapat dihindari lagi, kejantananku langsung terpanggil dan menyahut
dengan siaga.
"Ko Indra.." seru Angela dengan nada yang takjub. "Masa Ko Indra
terangsang lagi? Padahal kan tadi kita sudah ML begitu lama, dan Ko
Indra pun sudah orgasme beberapa kali. Masa sekarang sudah ereksi
lagi?" Angela membelai-belai penisku yang masih diselimuti oleh sabun.
"Angela sayang, ini semua gara-gara Angela. Siapa suruh Angela begitu
cantik dan seksi, sampai Adik kecil pun tidak dapat menahan nafsu. Apa
Angela suka?" "Tentu saja aku sayang sekali dengan si kecil yang
perkasa, yang sudah membuatku orgasme berkali-kali dan merasakan
kenikmatan yang tidak ada bandingannya."
Angela segera membersihkan sabun yang ada pada kejantananku. Tanganku
meremas-remas vaginanya sambil membersihkan sisa-sisa sabun. Raut wajah
Angela terlihat penuh dengan antisipasi atas apa yang akan berikutnya
terjadi. Setelah bersih, Angela langsung mengarahkan penisku ke
vaginanya. Kejantananku berada di dalam kenikmatan duniawi yang hangat
dan basah. Di bawah siraman air hangat kembali kami bersetubuh dengan
penuh nafsu.
Desahan manja dan kenimatan bercampur menciptakan rangsangan exotis.
Irama persetubuhan kami makin lama makin cepat. Angela memeluk tubuhku
erat-erat supaya tidak jatuh lemas. Dengan kaki kanannya yang kutahan
dengan lenganku, penisku meluncur jauh ke dalam dan keluar sampai ke
ujungnya. bagaikan koreografi pada sebuah film yang berkualitas, kami
mengalami puncak kenikmatan secara bersama-sama. Suara desahan meluncur
keluar, tubuhku bergetar dengan hebat. Seperti yang telah Angela
antisipasi sebelumnya, kenikmatan orgasmenya menguasai semua akal
sehatnya. Di dalam hatinya, ia telah menyerahkan tubuhnya, perasaannya,
semuanya untuk kenikmatan yang telah kuberikan.
Saat-saatku bersama dengan Angela adalah romantika yang indah penuh
dengan nafsu. Kami masih sering bertemu dan bersetubuh dengan hebat dan
liar. Entah kenapa, kami tidak pernah memutuskan untuk menikah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar