Aku bekerja sebagai account manager disatu perusahaan consumer goods
yang besar. Dalam memasarkan produknya, perusahaan menyelenggarakan
perlombaan bagi para distributor dalam mencapai tager distribusi
mereka. Perusahaan menyediakan dana yang cukup besar untuk memotivasi
para distributor yang berhasil. Hadiahnya tidak diberikan dalam bentuk
cash tetapi dalam bentuk peralatan kantor, yang dibeli dari perusahaan
ATK, satu grup dengan perusahaan, atau dalam bentuk perjalanan wisata.
Inipun diatur oleh perusahaan perjalanan yang merupakan anggota grup
perusahaan juga. Sebagai account manager, aku cukup dekat berinterkasi
dengan para pimpinan distributor, salah satunya adalah pak Deni, salah
satu diantara beberapa distributor besar yang membantu perusahaan.
Perusahaan pak Deni telah beberapa kali memenangkan hadiah karena
merupakan satu dari 3 distributor tebaik dalam 1 tahun.
Hadiah biasanya diberikan kepada manager yang dianggap paling berjasa
dalam bentuk berwisata sekeluarga. Kali ini, pak Deni memanggil aku
untuk membicarakan bentuk hadiah bagi perusahaannya. "Gini Nes", kata
pak Deni memulai diskusi. "Aku ingin memanfaatkan hadiah yang aku
menangkan". "Lo pak, kan biasanya diberikan kepada manager yang
berjasa". "Dari beberapa kali perusahaanku menang, semua managerku
sudah mendapat giliran berwisata, malah ada yang keluar negeri. Kali
ini aku yang mau menikmatinya. Besarnya anggaran untuk hadiah bagi
perusahaanku berapa Nes?" Aku menyebutkan angkanya. "Aku ingin berlibur
ke Bali, tidak bawa keluarga he he", katanya sambil tertawa. "memang
aku gak punya keluarga kan", lanjutnya sambil tersenyum. Memang pak
Deni kudengar seorang duren, duda kerenlah, belum tua, late thirties
lah. "Cuma karena aku sendiri yang pergi, boleh gak kalo aku yang milih
lokasinya di Bali dan siapa yang akan aku ajak". "Bisa diatur pak,
perusahaan kan taunya anggaran tidak terlampaui, selama masih masuk
anggaran mah gak masalah. Bapak mo ajak siapa sih, ceweknya ya",
godaku. "Aku mo ajak kamu Nes". "Hah, gak salah pak". "ayolah, sesekali
kamu nemenin aku refreshing lah. Kan selama ini aku juga membantu kamu
mencapai targetmu, iya kan. Harus fairlah untuk kedua belah pihak".
"Iya pak, buat bapak apa sih yang gak boleh", jawabku, aku senang
mendengar dia mengajakku walaupun aku tau apa yang sebenarnya dia
inginkan dari aku, pasti kepuasan sex. Gak masalah buat aku, aku juga
suka kepada lelaki seperti pak Deni, dia masuk tipe lelaki yang aku
suka. Ganteng, atletis. Pak Deni mengusulkan agar lokasi yang dipilih
adalah didaerah Seminyak, salah satu resor mewah di Bali. "Kamu itungin
deh, terbang di kelas bisnis buat berdua dan nginep di vila Surga Dunia
(bukan nama sebenarnya) yang 1bedroom, anggarannya cukup untuk berapa
malem". Aku punya daftar lengkap mengenai harga flight dan hotel2
dibeberapa daerah tujuan wisata, termasuk Bali. "Karena rupiah
terdepresiasi sekitar 30% terhadap US$ maka anggarannya hanya cukup
buat 2 malem dan business class flight pak". "Ya udah, kamu lapor ke
kantor, aku minta kamu yang mengescort aku selama di Bali, bisnis class
flight buat 2 orang, dan nginep di vila itu selama 2 malem. Kita mo
brangkat kapan?" "Gimana kalo Jumat sore after office hour pak". "Ok".
Aku segera membuat laporan kekantor termasuk ijin untuk mengescort pak
Deni. Gak masalah buat kantor, karena para account, mo lelaki atawa
prempuan, manager punya kewajiban untuk mengentertain distributor2
besar seperti pak Deni, apalagi dia satu dari 3 yang terbaik. Tiket dan
bookingan vila serta tour, kuatur dengan perusahaan perjalanan group.
Setelah semuanya beres, pak Deni kuberi tau, "Pak semua arrangement
sesuai rencana bapak". "Ok, tengkiu Nes, sampe Jumat sore ya". Aku dah
tanya ke temenku di perusahaan perjalanan seperti apa sih vila itu,
temenku bilang ya kaya rumah besar aja, cuma kamar tidurnya 1, ada
private pool tertutup dihalaman belakangnya. Wah asik dong, aku ber
honeymoon 2 malem ama pak Deni neh.
Pada harinya, kita ketemu di airport, dia kelihatan santai banget,
pakaiannya sangat casual, tidak seperti biasa kalo aku ketemu dia di
kantornya, formal pake dai walaupun gak pake jas. Akupun pake "seragam
berburu om2" ku, jins ketat dan tank top yang juga ketat sehingga semua
bukit dan lembah yang ada ditubuhku tercetak dengan jelas. "Kamu
merangsang sekali Nes". "Tenang pak, bapak bisa menikmati semuanya
nanti di vila", aku terus terang menawarkan servisku. Dia tersenyum. Di
pesawat, kalo tidak menggengam tanganku, dia mengelus2 pahaku, geli2
asik walaupun masih tertutup jins. aku sengaja mengangkangkan pahaku
sampe selebar kursi kelas bisnis yang gede, sehingga tangannya langsung
menggosok selangkanganku. Kebetulan kelas bisnisnya hanya ada 3
pasangan walaupun kelas ekonominya penuh sesak. Aku jadi menggeliat
ketika tangannya menggosok2 selangkanganku. "Paak", bisikku
ditelinganya, kawatir kedengaran penumpang lain atau pramugari yang
kebetulan lewat. "Jangan panggil pak dong". "abis panggil apa, om aja
ya". "Kamu sukanya sama om om ya Nes". "Iya om, Ines maennya selalu ama
om om". "Napa kok gak cari yang pantaran kamu, kamu kan masih tergolong
abg". "Gak tau deh om, dah terbiasa kali ya, Ines pernah maen ama yang
dikit lebih tua dari Ines, hambar rasanya, jadi Ines gak bisa klimax
de. Gak nikmat kan kalo gitu". "emangnya kalo ama om om bisa". "La iya
lah, Ines kadang bisa 2-3 kali klimax, baru si om ngecrot". "Didalem
Nes". "Iya om, biar nikmat". "Polos?". "Iya lah, Ines paling suka kalo
Ines klimax terus si om ngecrot dialem, nikmat banget deh klimax bareng
kesemprot peju anget". "Kamu gak takut hamil Nes". "ines minum obat om
kalo lagi subur. Tapi kalo lagi subur, Ines napsunya lebih berkobar2,
jadi cepet dan sering bisa kliax beberapa kali, lebih nikmat de om".
Omongan itu kita lakukan sembari berbisik2 tentunya. Tanganku pun
mengarah keselangkangannya, terasa sesuatu yang keras sekali ngumpet
diselangkangannya. "Om dah keras banget, mo Ines isep om?" "Di toilet?
Masuknya ber2, gak lah, kelihatan banget, kan toiletnya didepan,
pramugarinya duduk disitu, bisa digedor nanti. Aku nunggu sampe di vila
aja de, biar tambah napsu kan". Aku hanya tersenyum, tanganku
meneruskan tugasnya menggosok selangkangannya, kuremas pelan, terasa
sesuatu yang besar dan keras. "Om punya besar ya". "18x5". "Wah gede
banget om, panjang lagi, wah Ines bisa klenger2 nantinya". "Emangnya
kamu biasanya ngerasain yang kecil ya es, masih sempit dong". "Gak
kecil2 amat si om tapi gak segede om punya. Pasti masih peret om, Ines
kan rutin fitnes dan senam bl, ntar Ines empot deh sampe peju om
kering". "Wah jadi makin gak sabar neh pengen ngerasain empotan ines,
ntar kalo ketagihan gimana Nes". "Ya gak masalah om, kalo om bisa bikin
Ines terkapar saking nikmatnya, Ines mah mau aja tinggal ama om biar
tiap malem om bisa Ines servis. Om gak usah nyari abg lagi kan, dah
tersedia dirumah". Dia cuma senyum2 saja mendengar bisikanku yang
terakhir ini. "Om penyalurannya sama abg ya". "La iyalah, masak ama
yang seumuran om, dah alot", jawabnya sambil tertawa. "Sama abg yang
bahenol dan buluan seperti kamu Nes". "Kok om tau ines buluan, emangnya
bisa nembus jins ya mata om". "Ya keliatan lah Nes, luar kota aja dah
rame, apalagi dalem kota". "Maksudnya om". Bulu tangan kamu aja
panjang2, terus kamu kumisan, pasti jembut kamu lebat. Om suka ama
prempuan yang buluan, yang jembutnya lebat". "Napa om". "Napsunya gede,
sekarang kamu lagi masa subur gak". "Iya om lagi subur, jangan kawatir
ines bawa obatnya kok". "Gak kawatir, cuma ngebayangin kaya apa liarnya
kamu nanti, dah napsu besar ditambah lagi subur lagi, dobel besar napsu
kamu ya". Ngobrol vulgar seperti itu gak keganggu karena dah selesai
makan dan pramugari dah ngambil semua peralatan makan minum.
Gak lama kemudian lampu tanda menggunakan seatbelt menyala. Sebentar
kemudian pesawat landing dengan mulus di bandara. Setelah mengambil
bagasi, kamipun keluar bandara. Didepan dah tersedia kendaraan dari
vila yang menjemput kami. "Bapak dan ibu masih ada yang mau dituju atau
langsung ke vila", tanya sopirnya. "Ke vila aja pak", jawabku. Sesampai
ke vila, front office menghandle cek in kami dengan sangat efektif,
sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, kami sudah ada didalem
vila pesananku. Biar yipe 1bedroom tapi mewah fasilitasnya. Ruang tamu
berisi sofa jok kulit, tv lcd 42 inch, dvd dan sound system. agak
kedalem ada meja makan, pantri kering dan lemari es. Didalem lemari es
ada buah dan soft drink, tersedia dispenser air panas dan dingin, semua
dah termasuk harga sewa vila. Ada dapur kecil lengkap dengan gas oven,
microwave oven dan coffee makernya, pokoknya mewah lah, tentunya tidak
ketinggalan kopi, teh, gula, snack pun tersedia lengkap.
Kamar tidurnya pun mewah, dengan ranjang besar, seperangkat sofa, tv
lcd ukuran 32 inch dan dvd dan soundsystem juga. Kamar mandinya dengan
shower booth dan bath tub besar. Toileteriesnya pun tersedia lengkap,
juga sepasang baju mandi dan handuk ukuran besar. Yang paling menarik
perhatianku adalah pool yang ada dihalaman belakang, tertutup tembok
dan dihiasi dengan pepohonan, gak tinggi tapi rimbun, penerangannya
temaram, terutama di gazebo nya. lantainya luas dan tertutup matras.
"Wah om, mewah banget ya". "Makanya aku milih ke Seminyak Nes, kaya
tinggak di rumah". Mo berenang?'" "emangnya gak dingin om". "Ya enggak
lah, Seminyak kan gak jauh dari pantai, biasanya panas. Kamu bawa
bikini gak". "Bawa om, ines ganti bentar ya". Aku memang membawa
beberapa potong bikini yang minim. Ketika aku keluar hanya berbikini
ria, dia sedang berbaring di matras di gazebo. Hanya mengenakan celana
dalam.
ada sesuatu yang sangat menonjol di selangkangannya, besar dan panjang,
sampe kepalanya nongol dibagian atas cdnya. Dia terbelalak memandangi
bodiku yang hanya terbungkus bikini minim. "Nes, kamu merangsang
sekali". "om juga, kon tol om gede en panjang banget ya, kepalanya
sampe nongol gitu, dah keras banget ya ngacengnya". Aku berbaring
disebelahnya. Segera aku dipeluknya dan langsung bibirku diciumnya
dengan penuh nafsu, terasa sekali bibirnya mengemut kedua bibirku. Aku
menjulurkan lidahnya kedalam mulutnya dan segera dibelit dengan
lidahnya dan diisapnya. Gantian dia menjulurkan lidahnya kedalam
mulutku, yang segera kusambut dengan lilitan lidahku dan bales aku yang
ngemut lidahnya.
Tangannya segera juga menuamber toketku yang masih terbungkus bra
bikini dan diremasnya dengan gemas. Aku gak mau kalah, kon tolnya yang
sudah keras banget kuremas kepalanya yang nongol dari vagian atas
cdnya, "Om keras banget ngacengnya". Dia menguraikan ikatan braku dan
melanjutkan meremas ke2 toketku bergantian, sembari tetap mengulum2
bibirku. Dari bibir, jilatannya pindah ke kuping dan tengkukku sembari
memlintir2 pentilku yang sebentar saja sudah mengeras. aku menggeliat2
kegelian karena jilatan di kuping dan tengkukku serta pilinan di
pentilku. Tak lama kemudian ciumannya turun ke pentilku, dijilat2 dulu
kemudian diisep2 pelan2. aku makin menggeliat2 dan mulai melenguh,
"Oooom, geli". "Geli apa nikmat?' "Dua2nya om, aaah...". Aku merasa ada
rabaan di pahaku. Paha makin kukangkangkan karena aku tau pasti dia
sedang ngelus2 pahaku. Aku jadi menggeliat2 karena rabaannya pada paha
bagian dalam, “Aah”, erangku, karena napsuku makin naik. “Kenapa Nes,
napsu ya”, katanya. “Tangan om nakal sih”, kataku terengah. elusannya
makin lama makin naik ke atas. Kini tangannya mulai meraba dan meremes
me mekku dari luar cd bikiniku, Aku semakin terangsang karena ulahnya,
“Aah om, ines makin napsu nih”, erangku. “Iya Nes, cd bikini kamu udah
basah begini. Benerkan, Kamu ternyata napsunya besar ya".
Sapuan lidahnya turun keperutku, kepuserku, sehingga aku kembali
menggeliat2 kegelian sambil melenguh gak putus2, "Aah oom, pinter amat
seh ngerangsang napsunya Ines". Dia makin nakal ulahnya, pahaku makin
dikangkangkannya dan terasa hembusan napasnya yang hangat di pahaku.
Dia mulai menjilati pahaku, dari bawah bergerak perlahan keatas sambil
digigit2nya pelan. Aku menggigil menahan geli saat lidahnya menyelisuri
pahaku.
Jilatannya kemudian mengarah kelutut, betis dan kakiku, makin membuat
aku melenguh kegelian, "oom, aaah, geli oom". jari2 kakiku dijilatinya,
termasuk telapak kakiku, "oom, geli oom", lenguhku berulang kali.
Jilatannya kembali naik keatas, terus sampe ke CD ku. Dijilat2nya
pinggiran CD ku dan disingkapnya CDku yang memang minim itu, jembutku
berhamburan keluar, singkapannya makin lebar sehingga dia bisa
menjilat2 it il ama lubang me mekku. "Ooom, aaah", kembali aku
melenguh, kali ini saking nikmatnya. CD ku yang minim itu dengan mudah
disingkirkan disingkirkan kesamping dan tak lama kemudian terasa
lidahnya menghunjam ke me mekku yang sudah sangat basah. Aku hanya
pasrah saja atas perlakuannya, aku hanya bisa mengerang karena
rangsangan pada me mekku itu. Lidahnya menyusup ke dalam me mekku dan
mulai bergerak keatas. Aku makin mengejang ketika dia mulai menjilati
it ilku. “Aah om, Ines sudah pengen dien tot”, aku mengerang saking
napsunya.
sementara tangannya masih aktif mengelus2 me mekku dari luar CD ku.
Terasa jarinya menyusup kedalam cdku lewat samping. Terasa sekali
jarinya mengorek2 me mekku mencari it ilku, setelah ketemu langsung
saja dikilik2nya, menggantikan peran lidahnya. “Ooom…”, erangku. me
mekku menjadi makin basah.
Dia menghentikan aksinya, kembali memelukku dan mencium bibirku dengan
napsunya. Lidahnya kembali menerobos bibirku dan mencari lidahku,
segera aku bereaksi yang sama sehingga lidah kami saling membelit
didalam mulutku. Pelukannya makin erat, Terasa ada sesuatu yang
mengganjal diperutku, kon tolnya rupanya sudah ngaceng berat seperti
dugaanku. Tangannya mulai bergerak kebawah, meremas pantatku, sedang
tangan satunya masih ketat mendekapku. Aku menggelinjang karena remasan
dipantatku dan tekanan kon tolnya yang ngaceng itu makin terasa
diperutku. “Aah”, lenguhku sementara bibirku masih terus dikulumnya
dengan penuh napsu juga. Lidahnya kemudian dikeluarkan dari mulutku,
bibirku dijilati kemudian turun ke daguku. Tangannya bergeser dari
pantatku ke arah me mekku, “Aah”, kembali aku mengerang ketika jarinya
kembali mengilik me mekku dari luar cdku. Lidahnya mengarah ke leherku,
dijilatinya sehingga aku menggeliat2 kegelian. Sementara itu jarinya
sudah menyusup kembali ke dalam cdku lewat samping dan mulai mengelus2
me mekku yang sudah sangat basah itu dan kemudian menjadikan it ilku
sasaran berikutnya.Digerakkannya jarinya memutar menggesek it ilku.
cdku ditariknya ikatannya sehingga lepas dan dia mulai menggarap me
mekku lagi. “Nes, jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu gede
banget. Dikilik sebentar aja udah basah begini”, katanya sambil
mengangkangkan pahaku lagi. Jembutku disingkirkannya dan langsung saja
mulutnya menyosor me mekku lagi. Bibir me mekku diemutnya, lidahnya
menyyusup masuk melalui bibir me mekku. Tanpa sadar aku meremes2
rambutnya. Lidahnya mulai menjilati it ilku, perutku mengejang karena
menahan kenikmatan rangsangannya.
“Aah terus om, enak”, teriakku. Kepalanya kutekan sehingga menempel
erat di me mekku. Lidahnya makin seru saja mengilik me mek dan it ilku.
Cairan me mekku diisepnya, itu membuatku makin melayang2. Ketika aku
udah hampir nyampe, dia menghentikan aksinya, “Kenapa brenti”,
protesku. “ines sudah ampir nyampe”.
Dia melepas cdnya, benar dugaanku. Ternyata kon tolnya besar dan
panjang, bengkung keatas dan sudah ngaceng berat. Aku ditariknya bangun
kemudian disuruh menelungkup dipinggir matras. Dia memposisikan dirinya
dibelakangku, punggungku didorong sedikit sehingga aku menjadi lebih
nungging. Pahaku digesernya agar lebih membuka. Aku menggelinjang
ketika merasa ada menggesek2 me mekku. me mekku yang sudah sangat licin
itu membantu masuknya kon tol besarnya dengan lebih mudah. Kepala kon
tolnya sudah terjepit di me mekku. Terasa sekali kon tolnya sesek
mengganjal di selangkanganku. “Aah, gede banget kon tol om”, erangku.
Dia diam saja, malah terus mendorong kon tolnya masuk pelan2. Aku
menggeletar ketika kon tolnya masuk makin dalam. Nikmat banget rasanya
kemasukan kon tolnya yang besar idan bengkong tu. Pelan2 dia menarik
kon tolnya keluar dan didorongnya lagi dengan pelan juga, gerakan
keluar masuk kon tolnya makin cepat sehingga akhirnya dengan satu
hentakan kon tolnya nancep semua di me mekku. “Aah, enak banget kon tol
om”, jeritku. “me mekmu juga peret banget deh Nes. baru sekali aku
ngerasain me mek seperet me mekmu”, katanya sambil mengenjotkan kon
tolnya keluar masuk me mekku. “Huh”, dengusku ketika terasa kon tolnya
nancep semua di me mekku, Terasa biji pelernya menempel ketat di
pantatku. me mekku terasa berdenyut meremes2 kon tolnya yang nancep
dalem sekali karena panjangnya. Tangannya yang tadinya memegang
pinggulku mulai meremes toketku dengan gemesnya. Aku menjadi
menggelinjang karenanya, sementara itu enjotan keluar masuk kon tolnya
makin dipercepat. Tubuhku makin bergetar merasakan gesekan kon tolnya
yang bengkon itu di me mekku. “Enak om, enjotin yang keras, aah,
nikmatnya. Ines mau deh om en tot tiap hari”, erangku gak karuan.
Keluar masuknya kon tolnya di me mekku makin lancar karena cairan me
mekku makin banyak, seakan menjadi pelumas kon tolnya.
Dia menelungkup dibadanku dan mencium kudukku. Aku menjadi
menggelinjang kegelian. Pinter banget dia merangsang dan memberi aku
nikmat yang luar biasa. Toketku dilepaskannya dan tangannya menarik
wajahku agar menengok ke belakang, kemudian bibirku segera diciumnya
dengan napsunya. Lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit
lidahku. Tangannya kembali meneruskan tugasnya meremes2 toketku.
Sementara itu, kon tolnya tetep dienjotkan keluar masuk dengan cepat
dan keras. Jembutnya yang kasar dan lebat itu berkali2 menggesek
pantatku ketika kon tolnya nancep semuanya di me mekku. Aku menjadi
mengerang keenakan berkali2, ini menambah semangatnya untuk makin
mgencar mengenjot me mekku.
Pantatku mulai bergerak mengikuti irama enjotan kon tolnya. Pantatku
makin cepat bergerak maju mundur menyambut enjotan kon tolnya sehingga
rasanya kon tolnya nancep lebih dalem lagi di me mekku. “Terus om,
enjot yang keras, aah nikmat banget deh dien tot om”, erangku. Dia
makin seru saja mengenjot me mekku dengan kon tolnya. Aku tersentak.
Perutku terasa kejang menahan kenikmatan yang luar biasa. Bibirku
kembali dilumatnya, aku membalas melumat bibirnya juga, sementara
gesekan kon tolnya pada me mekku tetep saja terjadi. Akhirnya aku tidak
dapat menahan rangsangan lebih lama, me mekku mengejang dan “Om, Ines
nyampe aah”, teriakku. me mekku berdenyut hebat mencengkeram kon tolnya
sehingga akhirnya, kon tolnya mengedut mengecretkan pejunya sampe 5
semburan. Terasa banget pejunya yang anget menyembur menyirami me
mekku.
kon tolnya terus dienjotkan keluar masuk seiring ngecretnya pejunya.
Akhirnya aku ambruk kematras dan dia menindihku. Napasku memburu,
demikian juga napasnya. kon tolnya terlepas dari jepitan me mekku
sehingga terasa pejunya ikut keluar mengalir di pahaku. Dia segera
telentang dimatras supaya tidak menindih aku.
“Nes, nikmat banget deh me mek kamu, peret dan empotannya kerasa banget”, katanya.
Dia bangun dan masuk ke vila, "Pindah kekamar yuk Nes", ajaknya. Dengan
malas, karena masih ngerasa nikmat akupun bangkit dan mengikutinya
masuk kekamar. Dikamar aku telentang diranjang, sementara dia masuk ke
kamar mandi. Terdengar grujukan air, dia rupanya sedang membersihkan
dirinya, sementara aku masih saja telentang di ranjang menikmati sisa2
kenikmatan yang baru saja aku rasakan. Dia keluar dari kamar mandi,
“kamu napsuin deh Nes, toket kamu gede dan kenceng, mana pentilnya gede
lagi. sering diemut ya Nes”, katanya. Aku hanya tersenyum mendengar
ocehannya. “Aku paling suka liat jembut kamu, lebat banget sih. Aku
paling napsu ngeliat cewek kayak kamu ini, toketnya gede kenceng dan
jembutnya lebat, nikmat banget dien totnya,” katanya lagi. Dia
berbaring disebelahku dan memelukku, “Nes aku pengen lagi deh”,
katanya. Aku kaget juga dengernya, baru aja ngecret udah napsu lagi,
tapi aku suka lelaki kaya begini, udah kon tolnya gede dan panjang,
kuat lagi ngen totnya. Dia mulai menciumi leherku dan lidahnya
menjilati leherku. Aku menggelinjang dan mulai terangsang juga. Bibirku
segera diciumnya, lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan
membelit lidahku. Sementara itu tangannya mulai meremes2 toketku dengan
gemes. Dia melepaskan bibirku tetapi lidahnya terus saja menjilati
bibirku, daguku, leherku dan akhirnya toketku. Pentilku yang sudah
mengeras dijilatinya kemudian diemutnya dengan rakus. Aku menggeliat2
karena napsuku makin memuncak juga. “Aah, om napsu banget sih, tapi
Ines suka banget”, erangku. Toketku yang sebelah lagi diremes2nya
dengan gemes. Jari2nya menggeser kebawah, keperutlu, Puserku
dikorek2nya sehingga aku makin menggelinjang kegelian. Akhirnya
jembutku dielus2nya, tidak lama karena kemudian jarinya menyusup
melalui jembutku mengilik2 me mekku. Pahaku otomatis kukangkangkan
untuk mempermudah dia mengilik me mekku. “Aah”, aku melenguh saking
nikmatnya. Dia membalik posisinya sehingga kepalanya ada di me mekku,
otomatis kon tolnya yang sudah ngaceng ada didekat mukaku. Sementara
dia mengilik me mek dan it ilku dengan lidahnya, kon tolnya kuremes dan
kukocok2, keras banget kon tolnya. Kepalanya mulai kujilati dan kuemut
pelan, lidahnya makin terasa menekan2 it ilku sehingga pantatku
terangkat dengan sendirinya.
Enggak lama aku mengemut kon tolnya sebab dia segera membalikkan
badannya dan menelungkup diatasku, kon tolnya ditancapkannya di me
mekku dan mulai ditekennya masuk kedalam. Setelah nancep semua, mulai
dia mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat dan keras.
Bibirku kembali dilumatnya dengan penuh napsu, sementara itu terasa
banget kon tolnya mengisi seluruh ruang me mekku sampe terasa sesek.
Nikmat banget ngen tot sama dia. Aku menggeliat2kan pantatku mengiringi
enjotan kon tolnya itu. Cukup lama dia mengenjotkan kon tolnya keluar
masuk, tiba2 dia berhenti dan mencabut kon tolnya dari me mekku. Dia
turun dari ranjang dan duduk di kursi, aku dimintanya untuk duduk
dipangkuannya mengangkang diantara kedua kakinya. Dia memelukku dengan
erat. Aku sedikit berdiri supaya dia bisa mengarahkan kon tolnya yang
masih ngaceng itu masuk ke me mekku. Aku menurunkan badanku sehingga
sedikit2 kon tolnya mulai ambles lagi di me mekku. Aku menggeliat
merasakan nikmatnya kon tolnya mendesak masuk me mekku sampe nancep
semuanya. Jembutnya menggesek jembutku dan biji pelernya terasa
menyenggol2 pantatku.
Aku mulai menaik turunkan badanku mengocok kon tolnya dengan me mekku.
Dia mengemut pentilku sementara aku aktif bergerak naik turun. Nikmat
banget, kayanya lebih nikmat dari tadi. “Aah om, enak banget deh, lebih
nikmat dari yang tadi”, erangku sambil terus menurun naikkan badanku
mengocok kon tolnya yang terjepit erat di me mekku. me mekku mulai
berdenyut lagi meremes2 kon tolnya, gerakanku makin liar, aku berusaha
menancepkan kon tolnya sedalam2nya di me mekku sambil mengerang2.
Tangannya memegang pinggulku dan membantu agar aku terus mengocok kon
tolnya dengan me mekku. Aku memeluk lehernya supaya isa tetep mengenjot
kon tolnya, denyutan me mekku makin terasa kuat, dia juga melenguh
saking nikmatnya’ “Nes, empotan me mekmu kerasa banget deh, mau deh aku
ngen tot ama kamu tiap hari”.
Akhirnya aku gak bisa menahan rangsangan lebih lama dan “Om, Ines
nyampe, aah”, teriakku dan kemudian aku terduduk lemas dipangkuannya.
Hebatnya dia belum ngecret juga, kayanya ronde kedua membuat dia bisa
ngen tot lebih lama. “Cape Nes”, tanyanya tersenyum sambil terus
memelukku. “He eh”, jawabku singkat. Pelan dia mengangkat badanku dari
pangkuannya sehingga aku berdiri, kon tolnya lepas dari jepitan me
mekku. kon tolnya masih keras dan berlumuran cairan me mekku. Kembali
aku dimintanya nungging dipinggir ranjang, doyan banget dia dengan
doggie style.
aku sih oke aja dengan gaya apa saja karena semua gaya juga nikmat buat
aku. Dia menjilati kudukku sehingga aku menggelinjang kegelian,
perlahan jilatannya turun ke punggung. Terus turun ke pinggang dan
akhirnya sampe dipinggulku. Otot perutku terasa tertarik karena
rangsangan jilatan itu. Mulutnya terus menjilati, yang menjadi sasaran
sekarang adalah pantatku, diciuminya dan digigitnya pelan. Apalagi saat
lidahnya mulai menyapu daerah sekitar lubang pantatku. Geli rasanya.
Jilatannya turun terus kearah me mekku, kakiku dikangkangkannya supaya
dia bisa menjilati me mekku dari belakang, Aku lebih menelungkup
sehingga pantatku makin menungging dan me mekku terlihat jelas dari
belakang. Dia menjilati me mekku, sehingga kembali aku berteriak2 minta
segera dien tot, “Om nakal deh, ayo dong Ines cepetan dien totnya”. Dia
berdiri dan memposisikan kon tolnya dibibir me mekku dan dienjotkannya
kedalam dengan keras sehingga nancep semua dengan sekali enjotan. Dia
mulai mengenjot me mekku dengan kon tolnya, makin lama makin cepat. Aku
kembali menggeliat2kan pantatku mengimbangi enjotan kon tolnya dime
mekku. Jika dia mengejotkan kon tolnya masuk aku mendorong pantatku
kebelakang sehingga menyambut kon tolnya supaya nancep sedalam2nya di
me mekku. Toketku berguncang2 ketika dia mengenjot me mekku. Dia
meremes2 toketku dan memlintir2 pentilnya sambil terus mengenjotkan kon
tolnya keluar masuk. “Terus om, nikmat banget deh”, erangku lagi.
Enjotan berjalan terus, sementara itu aku mengganti gerakan pantatku
dengan memutar sehingga efeknya seperti meremes kon tolnya. Dengan
gerakan memutar, it ilku tergesek kon tolnya setiap kali dia
mengenjotkan kon tolnya masuk. Denyutan me mekku makin terasa keras,
diapun melenguh, “Nes, nikmat banget empotan me mek kamu”. Akhirnya
kembali aku kalah, aku nyampe lagi dengan lenguhan panjang, “Aah
nikmatnya, Ines nyampeee”.Otot perutku mengejang dan aku ambruk ke
ranjang karena lemesnya.
Aku ditelentangkan di ranjang dan segera dia menaiki tubuhku yang sudah
terkapar karena lemesnya. Pahaku dikangkangkannya dan segera dia
menancapkan kembali kon tolnya di me mekku. kon tolnya dengan mudah
meluncur kedalam sehingga nancep semuanya karena me mekku masih licin
karena cairan yang berhamburan ketika aku nyampe. Dia mulai
mengenjotkan lagi kon tolnya keluar masuk. Hebat sekali staminanya,
kayanya gak ada matinya ni orang. Aku hanya bisa terkapar menikmati
sisa kenikmatan dan rangsangan baru dari enjotan kon tolnya. Dia terus
mengejotkan kon tolnya dengan cepat dan keras.
Dia kembali menciumi bibirku, lherku dan dengan agak membungkukkan
badan dia mengemut pentilku. Sementara itu enjotan kon tolnya tetap
berlangsung dengan cepat dan keras. Aku agak sulit bergerak karena dia
agak menindih badanku, keringatku sudah bercampur aduk dengan
keringatnya. Enggak tau sudah berapa lama dia mengen toti ku sejak
pertama tadi. Dia menyusupkan kedua tangannya kepunggungku dan
menciumku lagi. kon tolnya terus saja dienjotkan keluar masuk. Perutku
mengejang lagi, aku heran juga kok aku cepet banget mau nyampe lagi
dien tot dia. Aku mulai menggeliatkan pantatku, kuputar2 mengimbangi
enjotan kon tolnya. me mekku makin mengedut mencengkeram kon tolnya,
pantatku terkadang terangkat menyambut enjotannya yang keras, sampe
akhirnya, “terus om, yang cepet, Ines udah mau nyampe lagi”, teriakku.
Dia dengan gencarnya mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dan, “Aah
Ines nyampe lagi”, aku berteriak keenakan. Berbarengan dengan itu
terasa sekali semburan pejunya yang kuat di me mekku. Diapun ngecret
dan ambruk diatas badanku. Kami sama2 terkulai lemes, lebih2 aku karena
aku udah nyampe 3 kali sebelum dia akhirnya ngecret dime mekku.
“Om kuat banget deh ngen totnya, mana lama lagi. Nikmat banget ngen tot
ama om. Kapan om ngen totin Ines lagi”, kataku. Dia tersenyum mendengar
sanjunganku. “Kalo ada kesempatan ya aku sih mau aja ngen totin kamu.
me mek kamu yang paling nikmat dari semua cewek yang pernah aku en
tot”, jawabnya memuji. Tak lama kemudian aku terlelap karena lemes,
tapi yang lebih penting karena nikmat luar biasa.
Paginya aku terbangun karena ada ciuman lembut dibibirku. "Nyenyak
banget bobonya Nes, cape ya". "Iya, om sih nakal", kataku manja. "Tapi
nikmat kan, mau lagi gak?'. "Ya mau lah om, dikasi nikmat kok gak mau".
"Mau sarapan roti apa sarapan kon tol". "Sarapan kon tol dulu lah om".
Dia lalu berbaring telentang di ranjang, lalu aku yang berinisiatif
mulai. Aku jongkok di atasnya dan menciumi nya, tangannya mengusap-usap
punggungku.
Bibirnya kukulum, ”Hmmmhh… hmmhhh…” dia mendesah-desah. Setelah puas
melumat bibir dan lidahnya, aku mulai bergerak ke bawah, menciumi
dagunya, lalu lehernya. makin kebawah lalu kuciumi dadanya. “Hmmmhhh…
aduh Nes enak ..” rintihnya. Dia terus mendesah sementara aku mulai
menciumi perutnya, lalu pusarnya, sesekali dia berteriak kecil
kegelian. Akhirnya kon tolnya yang sudah ngaceng berat kupegang dan
kukocok2, “Ahhhhh… Hhhh…. Hmmhmh… Ohhh Nes…” dia cuman bisa mendesah
doang. kon tolnya langsung kukenyot-kenyot, sementara dia meremas-remas
rambutku saking enaknya, “Ehmm… Ehmm…” Mungkin sekitar 5 menitan aku
ngemut kon tolnya, kemudian aku bilang, “Om… sekarang giliran om yach?”
Dia cuma tersenyum, lalu bangkit sedangkan aku sekarang yang ganti
tiduran. Dia mulai nyiumin bibirku. kemudian mulai menciumi leherku
sementara tangannya meraba-raba toketku dan diremasnya. “Hmhmhhm…
Hmhmhmh…” ganti aku yang mendesah keenakan. Apalagi ketika dia
menjilati pentilku yang tebal dan berwarna coklat tua. Setelah puas
melumat pentilku bergantian, dia mulai menjilati perutku dan kemudian
langsung menciumi me mekku dengan penuh napsu, otomatis pahaku
mengangkang supaya dia bisa mudah menjilati me mek dan it ilku. “Ahh..
Ahhhh…” aku mengerang dan mendesah keras keenakan. Sesekali kudengar
“slurrp… slurrp…” dia menyedot me mekku yang sudah mulai basah itu.
”Ahhhh… om… Enak …” desahan ku semakin keras saja karena merasa nikmat,
seakan tidak peduli kalau terdengar orang di luar. Napsuku sudah sampe
ubun2, dia kutarik untuk segera menancapkan kon tol besarnya di me
mekku yang sudah gatel sekali rasanya, pengen digaruk pake kon tol.
Pelan-pelan dia memasukkan kon tolnya ke dalam me mekku. dengan satu
enjotan keras dia menancapkan seluruh kon tolnya dalam me mekku. “Uh…
uhhh…. Ahhhhhhh…nikmat banget om” desahku ketika dia mulai asyik
menggesek-gesekkan kon tolnya dalam me mekku. Aku menggoyang pinggulku
seirama dengan keluar masuknya kon tolnya di me mekku. Dia mempercepat
gerakannya. Gak lama dienjot aku sudah merasa mau nyampe, “Ah…om…INes
sepertinya mau… ahhh…” dia malah mempergencar enjotan kon tolnya dime
mekku, “Bareng nyampenya ya Nes, aku juga dah mau ngecret”, katanya
terengah. Enjotan kon tolnya makin cepat saja, sampe akhirnya, “Om,
Ines nyampe aah”, badanku mengejang karena nikmatnya, terasa me mekku
berdenyut2 meremas kon tolnya sehingga diapun menyodokkan kon tolnya
dengan keras, “Nes, aku ngecret aah”, terasa semburan pejunya yang
deres dime mekku.
Dia terkapar lemes diatas badanku, demikian pula aku. Setelah istirahat
sejenak, dia mencabut kon tolnya , mengajakku membersihkan diri dan
sarapan yang beneran. Aku mengontak front office untuk mengarrange one
day tour. Karena sudah kesiangan, yang ada hanya city tour saja, half
day lagi. Dia setuju saja dengan hal itu, tak lama kemudian kami
meluncur dalam bus yang membawa kami mengiktui tour, walaupun namanya
city tour, tapi objek wisata yang dikunjungi adalah sekitar daerah
Seminyak.
Malemnya, setelah makan malam kembali aku digelutinya. Dia benar2
melampiaskan napsunya padaku, malem itu kembali aku dien totnya dengan
penuh napsu, karena lelah akibat bertempur malam sebelumnya ditambah
dengan ikut tour, aku hanya dijatah sekali. Ya gak apa seh, karena aku
sendiri juga dah lemes . Kulihat dia minum supplemen, biar kuat
menggarap aku besok pagi sampe menjelang waktu cek out, katanya. aku
sih enjoy saja, menikmati kon tol besarnya keluar masuk me mekku
berkali2, sampe aku lemes saking nikmatnya. Benar2 liburan yang luar
biasa nikmatnya, uenak tenan, mak nyus, top markotop
Tidak ada komentar:
Posting Komentar